Perjalanan Mencari Arti
HAMPIR setiap
malam saya merasa ragu dengan kehidupan yang saya jalani. Pertanyaan mengapa
saya terlahir ke dunia ini, dan untuk apa saya dibiarkan hidup hingga saat ini?
Mungkin sebagian orang berpikir bahwa hanya orang-orang frustasi yang akan membiarkan
pertanyaan semacam itu menguap ke permukaan. Saya termasuk orang yang memilih percaya
jika Tuhan tak pernah main-main dengan apa yang diciptakan. Sungguh ajaib! Kalimat
itu mampu memberi penghiburan diri yang kuat. Sebetulnya ada begitu banyak
deretan pertanyaan yang memenuhi kepala saya, dan hingga kini belum saya
temukan jawabannya.
Orang-orang
bilang bahwa hidup merupakan perjalanan mencari arti. Saya sendiri tidak tahu
apakah hidup saya memiliki arti di dunia ini? Setidaknya untuk orang-orang
terkasih yang memberi saya kehidupan yang baik selama ini. Di usia saya yang
sudah mampu berpikir dewasa ini; kecemasan, ketakutan, dan segala perundungan diri
selalu datang dan pergi. Tidak ada yang membuat saya merasa benar-benar
bersinar. Kehidupan itu sudah lama sekali menghilang, digantikan oleh redup
yang berkepanjangan. Saya mencoba menerima, meskipun sebenarnya hiduplah stigma
baru dalam diri saya sebagai pecundang.
Ada segala macam
bentuk keresahan yang tak kunjung terpecahkan. Saya tidak tahu pasti apa
penyebab dari hal itu; apakah karena saya terlahir sebagai perempuan atau
karena saya menjalani hidup tanpa tujuan? Tentu saja saya meyakini alasan
terakhir. Zaman sudah begini modern dan penuh kebebasan, maka mempersoalkan gender
mirip sekali dengan perantau yang ketinggalan kereta. Memiliki hidup tanpa
tujuan selain terkesan kacau dan berantakan, merupakan bentuk penghinaan yang teramat sial. Entah bagaimana kesialan itu
menyelinap masuk dan menjadi mimpi buruk dalam kehidupan yang saya jalani saat ini.
Singkatnya,
malam ini tiba-tiba saja saya kepikiran bahwa saya harus menemukan tujuan
hidup. Oh, betapa peliknya menjadi dewasa. Melalui buku The 5AM Club, Robin Sharma mengatakan bahwa orang dewasa adalah anak-anak yang kondisinya memburuk.
0 comments