Surat kepada diri sendiri, untuk amarah yang mudah lepas kendali, dan berujung penyesalan diri.

by - Maret 22, 2023

 

Dear Riby,

Malam ini aku sengaja menyempatkan diri, kembali menulis surat untukmu karena tidak tahan dengan perkataan kasarmu. Aku tahu kamu marah. Dan seperti sudah menjadi kebiasaanmu mudah marah, kasar, mudah meluap-luap, dan sama sekali tidak bisa menahan diri. Kita semua tahu bahwa mengendalikan diri dari amarah sungguh bukan perkara mudah, namun bukan berarti menjadi suatu perkara yang tidak bisa kita pelajari. Ingatlah pada konsep pembelajaran stoikisme, selama masih berasal dari dalam diri kita, itu artinya masih bisa dikendalikan.

Tentu saja kamu berhak marah. Kemarahan adalah hal yang normal, memiliki emosi yang lengkap dan semuanya berfungsi dengan sempurna. Tetapi kamu tidak akan mendapatkan penghargaan apapun sebab kemarahan, bahkan satu-satunya hal yang pasti kamu dapatkan hanyalah penyesalan. Dia, seseorang yang kamu lawan hanyalah orang tua, yang kamu sendiri sudah paham bagaimana karakternya, tidak baik melawan berlebihan sekalipun kamu ada di posisi benar.

Jika kamu sanggup menyerahkan diri, meminta maaf, itu akan sangat baik. Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran berharga untuk dirimu, maafkanlah dia. Aku percaya bahwa kamu akan sanggup melakukan hal-hal baik setelah ini.

Besok hari pertama puasa, kuharap kejadian seperti tadi siang tidak pernah terjadi lagi, apalagi ini sudah masuk bulan suci. Bersabarlah lebih banyak, belajarlah mengendalikan diri agar hidup tidak melulu berlalu dengan penyesalan diri. Lagi pula aku tidak suka melihatmu angkuh, seolah kamu memiliki kekuatan yang bisa mendukung semua tindakanmu. TIDAK ADA! Sudah malam, aku pamit.

Salam,

Kembaranmu.

You May Also Like

0 comments