Almond - Sohn Won-Pyung
Selamat pagi dunia, dari
aku yang menyambutmu dari balik jendela.
Tepat saat aku menuliskan ini, mentari pagi sedikit bersinar cerah diikuti rintik hujan yang turun tipis-tipis. Aku sedang membaca sebuah novel Almond – Sohn Won- Pyung, buku terjemahan dari Korea. Sebenarnya ini kali kedua aku membacanya dengan serius dan tekun, mungkin karena belakangan aku suka mendengarkan lagu Amygdala dari album Agust D. Jadi aku seperti ingin memahami kembali apa makna dibalik ekspresi lagu itu melalui buku ini.
Menuliskan sesuatu sangat menyenangkan bagiku, meskipun aku tidak teratur dalam melakukannya. Dan, aku seperti terbata-bata saat menuangkan sesuatu lewat tulisan ini, sehingga hasilnya selalu sedikit berantakan. Kadang aku tidak peduli ketika tulisan ini menjadi sesuatu yang tidak layak dipublikasikan, aku hanya melakukan ini demi mengekspresikan diri sendiri yang mulai membosankan.
Tokoh utama dalam novel ini bernama Seon Yoonjae. Ia didiagnosis menderita penyakit alexitimia, atau ketidakmampuan dalam mengungkapkan dan merasakan emosi. Menurut para dokter yang menangani, penyakit ini disebabkan karena almond atau amigdala dalam kepala Yoonjae berukuran kecil dan jaringan komunikasi antara sistem limbik otak dan lobus frontal tidak lancar. Selain itu, tidak ada masalah perkembangan lainnya dan tidak ada gejala autisme. (Almond, halaman 17)
Sejauh membaca buku ini, perasaan yang tergambar dalam benakku adalah kesedihan dan simpati pada si tokoh utama yang tidak memiliki simpati dari dalam dirinya. Ia bahkan hanya menonton peristiwa tragis yang menimpa ibu dan neneknya dari balik jendela restoran setelah sebelumnya mereka bertiga bersama merayakan hari ulang tahun dirinya yang bersamaan dengan malam natal dengan makan Naengmyeon.
***
Setelah beberapa saat mengabaikan tulisan ini, aku berpikir harus memberikan penyelesaian. Novel Almond baru saja tuntas dibaca, dan aku sama sekali tidak menyangka bahwa buku ini, sekali lagi masih memberikan sentuhan kepedihan yang luar biasa.
“Biasanya orang-orang tidak peduli atas kemalangan orang lain dengan alasan terlalu jauh, namun mereka juga tidak melakukan hal apa pun atas kemalangan yang terjadi di hadapan mereka dengan alasan rasa takut yang begitu besar. Kebanyakan orang tidak melakukan apa pun ketika merasakannya dan dengan mudah melupakan rasa simpatinya.” (Almond, halaman 207)
Sebagai catatan tambahan: Aku membuat tulisan ini hanya untuk mengekspresikan diri dan memberikan apresiasi yang sangat tulus kepada penulis novel ini: - Sohn Won-Pyung.
0 comments