Melawan Setiap Tragedi dengan Komedi

by - Mei 18, 2023



 Apa yang kamu pikirkan ketika melihat gambar di atas ini?


Saya mengambil gambar itu di beranda FB. Pikiran yang muncul pertama kali saat melihat gambar tersebut adalah lucu dan imut-imut menggemaskan. Beberapa detik kemudian, saya mempostingnya di story WhatsApp dengan caption:

“Banggalah pada tubuhmu yang gemuk, karena orang kurus sungguh mendambakan sebagian dari dagingmu, kawan.”

Saya tersenyum geli, membayangkan bagaimana reaksi orang-orang gemuk melihat gambar beserta bacaan yang tersemat di dalamnya, juga dengan caption yang sudah saya buat itu. Ada dua hal yang saya tangkap dari kemunculan gambar itu:

Pertama. Gambar itu memberi dukungan semangat kepada orang-orang yang memiliki bobot tubuh gemuk, supaya tetap sehat dan bahagia menjalani hidup.
Kedua. Gambar itu memberi sindiran tipis-tipis kepada orang-orang yang suka nyinyir terhadap fisik seseorang, dan orang kurus yang susah banget menambah berat badan.

Saya tiba-tiba ingat sama teman saya, namanya Anik. Ia memiliki tubuh mungil, sedikit berbobot dan menggemaskan. Saya mengenalnya saat masih kuliah, waktu itu saya sudah semester akhir dan ia masih mahasiswa baru yang mau ngekos di tempat yang sedang saya tempati itu juga. Suatu kebetulan, sebelum akhirnya kami begitu sangat dekat satu sama lain dan menjadi teman yang tetap saling memberi kontak sampai sekarang. Sayang sekali, ia berhenti kuliah pada semester tiga, ia buru-buru menikah, dan berpikir bahwa muara dari kehidupan seorang perempuan adalah menjadi ibu rumah tangga.

Saya hampir tidak percaya dengan pemikiran dan sikapnya yang tiba-tiba menjadi ukhti-ukhti saat itu. Karena sebelumnya ia seorang gadis yang keren, suka kpop, drama, joget-joget, dan yang pasti ia pintar dan cerdas, satu lagi poin plusnya, suka belajar dan ceria. Ya, begitulah perjalanan hidup, setiap orang pasti mengalami perubahan demi perubahan, tidak terkecuali dengan cara bagaimana mereka berpikir dan bertindak menentukan jalan hidupnya di masa depan.

Beberapa waktu belakangan, sepertinya ia sedang mengalami tekanan mental, saya tidak tahu persis dengan apa yang sebenarnya terjadi padanya, tapi mungkin ini situasi normal yang biasa terjadi pada kehidupan setiap orang. Apalagi ia seorang ibu muda dengan dua anak. Saya sih percaya bahwa dia tidak akan sampai pada tahap gila.

Dari beberapa postingan galaunya, salah satunya adalah masalah bullying yang ia terima, dan ia bertekad untuk menurunkan berat badannya. Ia mungkin terpengaruh dan lesu dengan omongan orang-orang. Dan, apakah perjuangannya berhasil atau tidak? Saya tidak tahu.
Yang saya tahu, kita tidak perlu terlalu peduli dengan omongan orang. Memang tidak mudah, tapi hidup menurut versi orang adalah satu hal yang jelas salah.

“Jika dilihat dari dekat, hidup manusia itu tragedi, tapi jika dilihat dari jauh, itu merupakan komedi.” – Genki Kawamura dalam novelnya 'Jika Kucing Lenyap dari Dunia.'

Sementara saya sendiri, justru menjadi pemilik tubuh yang tidak berbobot, dan susah sekali menaikkan berat badan. Sering banget dituduh kurang makan makanan bergizi, dan kurang banyak ngemil. Pada satu kesempatan, saya membalas ocehan mereka dengan bilang, “Mau satu kardus sekalipun saya makan mie, itu tidak akan membuat saya gemuk, justru yang ada saya sekarat, karena terserang banyak penyakit.”

Tragedi orang gemuk adalah komedinya orang kurus. Dan begitu pula sebaliknya. Jadi, berhentilah mengikuti aturan main orang lain.
 

You May Also Like

1 comments