Menulis Catatan Harian Yang Sedang Berlangsung

by - Juli 19, 2023


Pagi ini saya memulai hari dengan berolahraga, sebetulnya sudah berjalan tiga hari, dan saya senang melakukannya. Anjuran yang diajarkan buku The 5AM Club – Robin Sharma ini membuat saya bersemangat menjalani pagi dari pukul 05.00 – 06.00 yang disebut jam kemenangan. Ia menyebutkan bahwa dengan berolahraga serius selama dua puluh menit pertama dalam paket formula 20/20/20, akan melepaskan dopamin, yang kita ketahui dengan baik merupakan pembawa sinyal dorongan di otak, disertai peningkatan serotonin, zat kimia menakjubkan yang mengatur rasa bahagia.

Tiga bulan menekuni buku ini, saya mendapatkan banyak informasi penting dan berharga. Jadi, saya mencoba menerapkan apa yang mampu saya lakukan. Formula dua puluh menit pertama bergerak, dua puluh menit kedua merenung, dan formula dua puluh menit ketiga pertumbuhan. Ini adalah inti dari pembelajaran memaksimalkan waktu pagi. Seperti kata Tuan Riley, tokoh yang digambarkan merupakan sang miliuner dalam buku ini menggumamkan: “Miliki pagi Anda, Tingkatkan hidup Anda.”

Menulis catatan harian seperti ini adalah bagian dari paket formula kedua, perenungan. Katanya, kita bisa menuliskan apa saja di dalamnya, dan kunci dari melakukan tindakan ini disarankan untuk tidak terlalu banyak berpikir. Baiklah, mari kita lakukan sekarang!

Saya menyetel alarm pukul dua lebih tiga puluh lima menit, tapi sampai sekarang saya belum bisa melaksanakan komitmen yang saya buat sendiri untuk bangun tepat ketika alarm berbunyi. Oleh sebab itu, saya merasa jengkel sekali pada diri sendiri. Saya juga masih terus menunda-nunda untuk sholat tepat waktu, atau paling tidak ketika setelan alarm berbunyi, bahkan sudah jarang sekali mengaji dan khusuk dalam melakukan spritualitas keagamaan. Saya tidak rutin menulis; mengirimkan surat kepada diri sendiri pun dilakukan hanya pada saat benar-benar down. Selebihnya, saya hanya terus-menerus berselancar di media sosial.

Dalam keadaan sendiri, setelah merasa suntuk dengan rutinitas harian yang membosankan itu, saya kerap kali mendengar suara-suara yang saya percayai berasal dalam benak, misalnya begini: Katanya mau memperbaik diri, sampai hari ini tidak ada komitmen perbaikan kecil yang secara konsisten kamu lakukan. Apa gunanya semua pengetahuan yang kamu pelajari jika tidak ada satu pun yang kamu realisasikan? Atau apa guna buku bagus yang kamu baca, jika ketika kamu sudah selesai membacanya, kamu merasa sudah tidak memiliki urusan dengannya, lalu dimusiumkan dalam lemari.

Salah satu penyiksaan diri yang tak kasat mata adalah merasakan dan mendengar suara-suara sumbang dari bagian diri sendiri. Dan itu sudah cukup membuat saya merasa gagal. Saya tidak tahu apakah membuat catatan seperti ini, atau menulis surat kepada diri sendiri bisa konsisten saya lakukan sampai menjadi kebiasaan yang secara otomatis saya lakukan. Namun, tentu saja saya berharap ini berlanjut kedepannya. Karena dengan begitu, saya tidak menghindari berbagai macam bentuk perasaan ketidaknyamanan yang saya rasakan, atau memendamnya dalam diri sampai pada titik yang membuat sakit.

“Ketika menghindari perasaan, kita kehilangan akses menuju diri yang paling kuat dan melupakan kenyataan hidup: bahwa kita dapat mencapai berbagai hal menakjubkan, menghasilkan karya menakjubkan, merealisasikan kesehatan yang bersinar, mengenal cinta sejati dan menjalani kehidupan yang ajaib, serta berguna bagi banyak orang.” - Robin Sharma

You May Also Like

0 comments