Mencurahkan Kejengkelan
Memiliki urusan dengan orang-orang yang tidak bisa dipercaya itu sungguh
menjengkelkan. Sebetulnya saya sudah bertekad dari lama, dan sudah berusaha juga memperkecil suatu hubungan (soal uang) dengan orang-orang seperti mereka. Namun,
apalah daya, situasi seringkali berjalan tidak sesuai rencana.
Saya bukan orang yang sangat baik, bukan pula orang jahat
yang mesti ditakuti dan tak punya hati. Ada saat di mana saya merasa perlu
menjadi baik, atau sebaliknya. Saya tahu bahwa tingkat kedewasaan saya masih
rendah, karena seringkali saya menjadi kalap dan berantakan disebabkan oleh
situasi. Pada saat seperti itu, saya bahkan tidak tahu cara menjadi baik,
apalagi bijaksana.
Kali ini persoalan managih utang, mungkin bukan hanya saya
saja yang merasakan betapa susahnya menagih utang, karena persoalan ekonomi yang
morat-marit, tidak karuan, umum terjadi di mana-mana. Orang-orang menjadi tidak
peduli dengan pengingkaran janjinya sendri setiap kali ditagih, padahal dengan
tindakan seperti itu, mereka ‘tanpa sadar’ mencederai kepercayaan orang lain
terhadap dirinya sendiri.
Lalu, bagaimana sebaiknya hari ini kita bersikap agar selamat
dari situasi menjengkelkan tersebut?
Ini mungkin tidak baik, dan silakan saja jika mau dihukumi
dosa. Namun, niatkanlah dalam hati bahwa kita melakukan ini adalah demi
menyelamatkan diri sendiri. Jadilah pelit, dan lakukan saja kebohongan dengan
mengatakan bahwa kita tidak ada uang untuk dipinjamkan. Lagi pula kita bukan
orang dengan cadangan mesin ATM yang tersembunyi.
Nah, dengan begitu, kita akan
terbebas dari perasaan resah, pusing, cemas, dan tekanan batin lainnya yang mengakibatkan
kita menjadi mudah memaki. Saya tahu meskipun memberi pinjaman sama halnya dengan
menolong orang, dan mendapatkan ganjaran pahala, tapi bukankah semua itu akan
hilang ketika situasinya sudah berhadapan dengan orang yang sama sekali tidak
bisa dipercaya? Ayo, pikir!
Opini ini bersifat subjektif, dan diilhami dari sentimen
pribadi atas perlakuan seseorang yang sama sekali tidak bisa dipegang
omongannya. Saya berharap kejadian ini tidak kembali terulang di masa depan,
dan mudah-mudahan siapa pun yang memiliki utang menyadari bahwa tindakan
mengelabui orang lain hanyalah memperburuk citra dirinya sendiri.
0 comments