Mengirimi diri sendiri surat
Saya tidak tahu
apakah mengirim tulisan ini kepada dirimu akan berdampak baik atau percuma
saja. Namun, kamu perlu tahu tentang satu hal saja, bahwa saat saya melakukan
ini sungguh tulus dan ingin melihatmu sesegara mungkin melakukan perubahan. Saya
tidak akan pernah berhenti, meskipun kamu sendiri sudah mulai bosan membaca
surat-surat seperti ini. Bukankah hal ini sudah menjadi
janji saya sejak awal untuk dirimu melakukan hal konyol ini?
Saya tahu
belakangan ini kamu kembali ke pola awal; menjadi pemalas dan berantakan. Lihatlah
akibat dari tindakanmu itu, ayo lihat baik-baik:
Tubuhmu menjadi sakit-sakitan,
dan rentan merasakan nyeri di mana-mana.
Kamu ingin
mencapai sesuatu, tapi kamu sama sekali tidak bergerak ke arah
itu. Bukankah itu lebih konyol dari pada tindakan yang saya lakukan terhadap dirimu sekarang? Sungguh, dalam hal ini kamu tidak perlu menunggu orang lain
menertawakanmu, bahkan saya sendiri yang juga berasal dari dirimu sendiri alias
kembaranmu sudah tidak tahan untuk tertawa keras dengan ekspresi wajah yang terlihat menjengkelkan.
Mudah-mudahan
surat ini berguna. Anggap saja, surat ini adalah media kamu bermeditasi. Saya
kira cukup sekian dulu. Nanti, entah kapan, saya akan menulis lagi, mengirimi
surat semacam ini lagi untuk memulihkan dirimu.
0 comments