Entah Apa yang Bisa Kuperbuat
Aku tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhku yang kurus dan kerempeng ini. Mungkin postur ini tidak akan pernah berubah untuk selamanya, aku tidak peduli. Dalam beberapa hari ini aku merasa lemas dan tidak berdaya. Nasibku seperti di ujung gelap ketika melihat kesehatan ibu bermasalah, dan aku terus merasa khawatir sepanjang waktu.
Entah, apa yang bisa kuperbuat selain bergantung pada kesehatan ibu yang semakin hari makin tampak rapuh itu. Bahkan aku tak bisa menjanjikan apa pun untuk diriku sendiri dan dirinya. Ini tentang seorang anak yang sampai hari ini masih menjadi beban, dan juga tentang seorang ibu yang mungkin kehilangan keyakinan kepada anak perempuannya.
"Ibu, aku sungguh merasa malu dan pilu ketika waktu berjalan tanpa perasaan dan persetujuan dariku memastikan bahwa anak perempuanmu ini sudah gagal dalam segala hal.
Ibu, aku berharap kau senantiasa sehat dan bahagia. Walaupun sebetulnya aku tahu bahwa dalam kenyataannya akulah salah satu penyebab ketidakbahagiaanmu.
Ibu, seandainya saja aku tahu jalan dan arah mana yang perlu aku tuju mencapai titik bahagia, aku mungkin akan berjalan. Sayangnya hal itu mungkin tak akan pernah ada sebab menjadi anakmu tidak ada privelege apa pun; seperti halnya mereka yang dengan mudah saja menggenggam kekuasaan tanpa harus bersusah payah mendapatkannya.
Ibu, aku sadar betul bahwa kau hanya menunjukkan bagaimana harus melalui hidup ini dengan kerja keras, ikhlas dan tak pernah culas. Betapa banyak luka, pengorbanan dan waktu yang terasa sia-sia dilalui olehmu hanya demi membesarkan seorang anak perempuan yang tetap tak bisa berbuat apa-apa di masa tuamu sekarang. Ini sungguh memalukan! Dan pada siang kali ini aku tak melihat terik cahaya sinar matahari. Ah, aku tak paham mengapa langit selalu menunjukkan warna yang sama dengan jiwaku? KELABU."
0 comments