­

Rasa Sakit dan Penderitaan; kadang kita hanya perlu menerima

by - Mei 30, 2024

“Dua ratus kata yang kacau parah setiap hari, cuma itu.”

Begitu saya menjumpai kalimat motivasi ini dalam sebuah buku bacaan, hal pertama yang saya lakukan adalah memberi warna agar terlihat mencolok dari sekian ratus kata yang ada. Dan hari ini saya sematkan kalimat itu lagi pada bagian atas tulisan ini, menjadikan sebuah mantra; ini adalah sebuah bentuk keyakinan yang aneh dengan cara menerima kegagalan. Lagipula, kalimat pertama yang kacau dan berantakan masih bisa diperbaiki, dari pada membayangkan diri menghasilkan ratusan kata yang memikat dan hebat, namun tidak pernah ada.

Menghabiskan waktu tanpa melakukan sesuatu adalah kesia-siaan. Satu fakta yang tidak dapat disangkal oleh siapapun, dan terdengar seperti petuah tak berprasaan bagi seorang pengangguran. Mungkin sebelum tulisan ini kemana-mana saya harus memberitahu lebih awal, bahwa saya mendedikasikan ini untuk diri saya sendiri. (Masih tidak cukup yakin memiliki pembaca meski saya menginginkannya.) Tapi, bodo amat!

Bertahun-tahun menghabiskan waktu dengan kegetiran. Saya memulai masa remaja dan dewasa dengan banyak membenci diri sendiri, saya menjadi arogan dan kadang tak berprasaan terhadap segala hal yang saya miliki. Saya menerima banyak luka dan kesialan yang kadang tak tertahankan, saya menangis, dan merasa bahwa dunia seolah telah menelantarkan saya jauh ke dasar lembah penderitaan yang teramat dalam.

Pada awalnya saya menolak kebenaran ini, saya tak mau terlihat menyedihkan, tetapi semakin saya menyangkal hal ini terjadi dalam hidup saya, kebenaran seolah menemukan jalannya sendiri bahwa saya hanya memperdalam luka yang ada. Kenyataannya rasa sakit dan penderitaan adalah bagian yang tak terhindarkan selama kita menjalani hidup, itulah sebabnya kadang kita perlu belajar untuk menerimanya dengan kerelaan.

Dan saya tahu pasti ini sungguh berat.

Saya mempelajari pengalaman ini, saya mencoba belajar menerima setiap kenyataan pahit, meski kadang rasanya saya ingin mati bersama kenyataan itu. Apakah hidup yang saya miliki hanya tentang penderitaan? Tentu saja tidak. Ada banyak kebahagiaan kecil yang berharga yang juga saya nikmati setiap harinya, dan saya bersyukur untuk hal-hal ini; orang tua, saudara, kesehatan, dan cinta mereka yang tanpa syarat.

You May Also Like

0 comments