Untuk diri sendiri; Ayo! Relakan Ia Pergi
by
Riby Andriani
- Juni 23, 2024
SEMUA orang percaya bahwa waktu dapat merubah segalanya. Saya juga ingin percaya, tapi kenyataannya tidak begitu adanya. Pernahkah kamu merasa diposisi orang yang mencintai atau merindukan sesuatu terlalu dalam? Jika pernah, mungkin tidak hanya saya yang akan setuju betapa waktu kadang tidak pernah mengubah apa pun; ia mengkhianati kita sampai kita sendiri merasa menjadi satu-satunya orang yang menjalani kehidupan yang salah.
Hari itu seharusnya cerita pertemanan kami sudah benar-benar berakhir. Tetapi saya berulangkali menolak kenyataan itu, dan berusaha kuat untuk tetap mempertahankan agar semuanya tetap baik-baik saja. Saya seolah tidak peduli apakah teman lama saya itu masih orang yang sama seperti waktu itu atau sudah bukan. Ya, saya menjadi egois dan tampak rendahan dalam hal ini. Tapi saya merasa tidak punya pilihan lain kecuali mendamba tentang pertemanan yang selamanya.
Sepagi ini entah mengapa saat berselancar di media sosial dan membaca ebook, saya sering dipertemukan dengan kalimat yang tampaknya memiliki gaya dan penekanan yang kurang lebih sama, isinya begini: “Kalo udah ngerasa dihindari seseorang, maka jangan mengganggunya lagi.” Sejenak saya pikir hal itu mirip sebuah intuisi, atau peringatan keras agar saya tidak terjatuh pada penyesalan yang sama.
Kadang saya memilih sadar diri dan tidak ada niatan sedikit pun untuk mengusik kehidupannya, yang mungkin sudah berjalan jauh lebih baik. Tetapi, kadang pula saya tidak mampu menahan diri, lalu memaksakan kehendak agar kegabutan yang saya rasakan segera teratasi. Sekarang, saya sedang mencobanya kembali untuk tidak bereskpektasi tentang pertemanan yang selamanya. Mudah-mudahan saya sanggup pergi dengan baik kali ini.
Untuk diri sendiri; Ayo! Relakan dia pergi. Kamu mungkin merasa berat melepas sesuatu yang pernah ada dalam genggaman tanganmu, tapi cobalah dengar suara kesadaran dirimu, bahkan sekeras apa pun kita mencoba menggenggam sesuatu, apabila saatnya tiba untuk pergi, dengan sendirinya ia akan pergi. Ibarat pasir, semakin erat digenggam akan semakin cepat hilang.