AWAS CUACA DINGIN

Dua hari yang lalu saya dan ibu mengalami diare secara bersamaan, sudah bisa dipastikan bahwa penyebabnya adalah makanan. Sakit perut melilit dengan BAB encer serupa air membuat tubuh kami lemas tidak berdaya, beruntung kami masih bisa tetap memaksakan diri konsumsi air hangat supaya tubuh tidak sampai drop. Pada siang harinya kondisi tubuh saya mulai demam; merasa dingin pada suhu tubuh yang panas, serta ngilu seluruh badan. Keesokan harinya tubuh saya sudah lebih baik, tetapi tenggorokan terasa kering dan batuk pun dimulai. Obat cukup saya gunakan sekali. Karena saya tahu bahwa mengkonsumsi obat-obatan dalam jumlah banyak juga tidak baik untuk tubuh.

Beberapa hari ini memang banyak sekali orang-orang mengeluhkan tidak enak badan alias sakit. Bentuknya pun beragam; ada yang demam, flu, batuk, sakit kepala dan tenggorokan kering. Dalam hal ini cuaca menjadi pemicu utama yang menyebabkan ambruknya pertahanan tubuh seseorang dalam melawan penyakit yang disebabkan oleh virus. Musim hujan memang rentan menyebabkan suatu penyakit bersemayam dalam tubuh, karena cuaca dingin tubuh menjadi kekurangan sinar matahari.

Mempelajari dari berbagai situs di media online, demam merupakan respon dari bentuk perlawanan tubuh terhadap suatu penyakit. Siklus sakit saya kali ini secara kebetulan bermula dari perut melilit, diare, demam, tenggorokan kering dan batuk-batuk. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, seperti misalnya salah makan atau terinfeksi suatu virus. Belakangan ini viral virus varian omicron di sejumlah media, mengenai gejala dan bagaimana penanganannya kita bisa cari selengkapnya di google.

Saya tahu bahwa cerita yang saya bagikan ini terkesan cengeng sekali, semua orang pasti pernah mengalami hal yang sama tanpa harus membuang-buang waktu dengan menuliskan di media. Tapi ini cara saya untuk berbagi cerita dan pengalaman. Selama kondisi tubuh tidak stabil, penting sekali untuk tidak membiarkan perut kita itu kosong. Maka peran makanan dan minum air disini sangat dianjurkan walaupun terasa ingin sekali muntah setiap berdekatan dengan dua hal ini. Lalu, bagaimana caranya mengatasi hal ini? Paksakan! Karena tubuh memerlukan cairan saat berperang melawan penyakit. Eits, saya ada satu rahasia; selama sakit saya rutin minum air hangat-hangat kuku loh. Salam sehat semua :)

Orang tuaku mengeluhkan kondisi kesehatannya yang tidak kunjung stabil. Hampir setiap saat aku mendengar keluhan rasa sakitnya, mendengarkan pula keinginan untuk berkunjung ke berbagai pengobatan alternatif berdasarkan informasi yang didapat dari orang-orang. Suatu hari, keluhan itu berubah seperti ancaman dalam hidupku, kecemasan dan rasa takut akan hal buruk terjadi membayang-bayangi hari-hariku. Dalam beberapa tahun belakangan, nyaris hidupku sudah tidak seutuhnya baik-baik saja. Aku tidak tahu harus berbuat apa, dan bahkan berpikir untuk melangkah pergi ke suatu tempat mencari ketenangan untuk jiwaku sendiri benar-benar tidak menemukan tujuan akan ke mana.

Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku tidak bisa pergi dari tempat membosankan bernama rumah ini, atau mencoba memberanikan diri sekali saja dalam seumur hidup pergi meski tanpa tahu tujuannya pun aku tak punya nyali. Beginikah rasanya terpenjara dalam kehidupan sendiri? Aku tak menemukan jalan keluar untuk masalah ini selain terus menghadapinya, dan menerima apa pun yang terjadi untuk hari ini, esok atau pun nanti. Di kehidupan aku sekarang tidak ada satu pun yang ada dalam genggaman, bahkan sosok teman untuk sekadar dijadikan tempat menumpahkan segala macam bentuk perasaan pun tidak ada. Begitu kosongnya aku, sampai berpikir bagaimana jika aku lenyap saja dari dunia yang teramat menyedihkan ini.

Ego itu milikku, sampai saat ini pun begitu. Tidak ada yang terencana dalam hidupku, semua mengalir apa adanya. Sebagai pemilik peran, sebenarnya aku sudah tidak tahan. Semua menguji sampai aku sendiri tak tahu apakah sabarku masih atau sudah lama pergi sehingga untuk menerima situasi ini rasanya harus dengan berat hati. Aku berharap Tuhan memberiku petunjuk untuk aku yang benar-benar tidak tahu arah, untuk aku yang sama sekali tidak tahu harus melakukan apa atau untuk aku yang terus meminta dalam diam supaya kekuatan dan kesehatan tetap menyertai kedua orang tuaku selamanya.

Rasanya aku hampir gila melewatkan hidup dengan kecemasan dan ketakutan ini.

(Menulis catatan ini sambil mendengarkan lagu baru prod. Suga BTS vocal. Jungkook BTS - Stay Alive)